#SEPERTI DI SEBERANG JALAN#

Diposting oleh fahmi petrucci | 21.15

ketika itu aku berjalan,kulihat kau berada di seberang persimpangan,,
ku ingin menghampiri,,tapi banyak kendaraan yang berlalu lalang,,
sulit ku untuk menerobosnya,,ataupun sedikit memanggilmu,
karna suaraku tak terdengar,,terhempas oleh suara bising,
ku ingin berteriak memanggil,tapi aku takut semua orang yang ada disekitar menatapku,,

ku coba berjalan menghampirimu..aku terjatuh,,rasa sakit yang kurasa..
ingin ku mencoba berlari,,tapi aku takut terjatuh lebih jauh lagi..
diseberang sana pun kau menatapku,,kemudian kau berpaling..
seolah kau sedang menunggu,,
menunggu seseorang yang akan menjemputmu,,
dan kau pun menunjukan sikap itu padaku

dan aku pun takut,,
bila aku bisa sampai di seberang sana,,
mungkin seseorang yang kau tunggu pun hadir,,
maka kau pun akan beranjak pergi dari hadapanku
dan aku pun hanya bisa tertunduk malu,,
dan aku pun bagai manusia yang tak berarti,,


Tak kan ku beranjak pergi darimu

Diposting oleh fahmi petrucci | 21.12

Mungkin aku bukan seorang yg mudah tuk ucapkan cinta
dan mungkin aku tak sama seperti dirinya...
aku adalah jiwa dan hatiku,,yg mungkin mencoba tuk jadi yg terbaik untukmu
diantara keterbatasan2 ku,,,aku mencoba tuk slalu ada untukmu
diantara kelebihan2 ku aku coba tuk slalu memberi senyum pada hidupmu

Rasa ku adalah kata-kata yg berarti dan bukan hanya diatas lidah yg terbilang
tapi seiring hatiku berseru dan menggerakan seluruh tubuh ini tuk dapatkan mu
itulah arti kecil dari isi hatiku...yg mungkin kau kan merasakannya...
jangan hanya mendengar tapi rasakanlah
jangan hanya melihat tapi tataplah
karna kau akan melihat apa yg ada dalam isi hatiku...

Satukan lah rasa kita,,jgn pernah kau pisahkan diantara keduanya...
karna aku tak kan beranjak pergi darimu...kecuali itu yg kau mau
biarlah semua layu ataupun bersemi seperti bunga2 yg tumbuh di halaman..
dan biarkan semua berjalan seperti adanya...karna itu lah rasa ku padamu


ini tentang hidup

Diposting oleh fahmi petrucci | 21.10

ini bukan tentang cinta,,
dan ini bukan tentang obrolan,,
tapi ini tentang peranan,,
tokoh dan peran yg sdg ku jalani,,
begitu berat ku perankan permainan hidup ini,,
tak spti yg lain,,begitu mudah peran mereka,,
kdg ada rasa iri dlm hati,,
kdg ada syukur yg bgtu berarti,,
apa ini jln yg hrus ku perjuangkan,,
atau merubah sedikit agar lebih brarti,,
mungkin disaat jiwa menggelora bisa membakar semangat ini,,
tapi disaat terlewat pikiran yg buntu,,kdg ku lelah,,ingin ku menghilang dari dunia yg fana ini,,


#TIDAK UNTUK DIBACA#

Diposting oleh fahmi petrucci | 21.08

ku kira kau desa yang indah dan sejuk yang bisa aku kunjungi..tapi ternyata tak lebih sebuah desa yang tertinggal

ku kira kau bukit yang menjulang yang bisa aku daki..tapi ternyata tak lebih hanya gundukan tanah liat..

dan kukira kau matahari yang bisa menerangiku selalu,,tapi ternyata hanya cahaya lampu yang sewaktu-waktu bisa padam

dan kukira kau air yang bisa menyejukanku,,tapi ternyata tak lebih dari sekedar air lumpur..

dan aku pun keliru..

hanya bisa tertunduk malu.,.menapaki jalan seolah semua tertinggal dan tak pernah aku lewati.


Ketika Fanatisme bertemu dengan Toleransi

Diposting oleh fahmi petrucci | 07.18

Salah satu salah kaprah yang sangat kronis di dunia kita saat ini adalah: adanya anggapan bahwa FANATISME dan TOLERANSI merupakan dua musuh bebuyutan. Keduanya tak mungkin dipersatukan, tak mungkin seiring sejalan. Fanatik diartikan sebagai sebuah sikap “merasa paling benar dan tidak bisa menerima perbedaan”. Sedangkan toleransi adalah sebaliknya; “tidak merasa paling benar dan sangat akomodatif terhadap segala jenis perbedaan.” Fanatik dianggap sebagai sebuah sikap yang sangat tercela, sedangkan toleransi merupakan sikap yang sangat ideal di tengah keberagaman manusia di muka bumi ini.

Benarkah demikian?

Karena di atas saya sudah menyebut keduanya sebagai salah kaprah, maka jawabannya sangat jelas: TIDAK BENAR. Saya berpendapat bahwa fanatisme dan toleransi bukanlah musuh bebuyutan. Mereka justru dua sahabat lama yang saling merindukan. Keduanya bisa hidup seiring sejalan.

* * *

Fanatisme sebenarnya merupakan sebuah sikap yang sangat terpuji. Kenapa? Sebab ketika kita menganut kepercayaan tertentu, maka sikap ideal yang harus kita ambil adalah percaya bahwa kepercayaan kita itulah yang paling benar. Sebagai seorang Muslim, saya menganggap bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar. Yang lain tidak benar. Teman-teman yang beragama Kristen, Hindu, Budha, dan sebagainya pun, silahkan berpendapat bahwa agama andalah yang benar, sedangkan yang lainnya tidak benar. Inilah inti dari fanatisme.

Apakah sikap seperti ini tidak berbahaya?

Lho, kenapa berbahaya? Apakah saya salah ketika mempercayai sesuatu sepenuh hati saya? Apalagi jika kepercayaan itu menyangkut hidup dan mati saya, menentukan nasib saya setelah mati nanti. Di mana letak kesalahannya?

Fanatisme akan berdampak luar biasa terhadap sikap hidup seseorang. Karena fanatik terhadap Britney Spears, seorang anak ABG akan membeli seluruh kaset atau CD si Britney. Dalam berpakaian pun ia selalu meniru gaya Britney. Pokoknya semua serba Britney Spears.

Dalam beragama pun sama saja, kok. Ketika saya fanatik terhadap Islam, maka saya berusaha semaksimal mungkin untuk mengislamkan seluruh hidup saya. Islam adalah way of life bagi saya. Dalam konteks fanatisme, apa bedanya Britney Spears dengan Islam? Saya kira sama saja. Fanatisme terhadap apapun akan membuat kita berusaha mengidentikkan diri dengan si FAN tersebut. Tapi tragisnya, masyarakat kita cenderung sangat permisif terhadap sikap fanatik yang ditujukan bagi makhluk yang bersifat duniawi (artis, tokoh politik, negara tertentu). Namun, ketika seseorang fanatik terhadap agama yang dianutnya, kita ramai-ramai mencela, menyebutkan sebagai sikap yang sangat tidak terpuji.

Why? Kenapa kita jadi pilih kasih seperti ini? Padahal, agamalah yang akan menyelamatkan kita di akhirat nanti, bukan Britney Spears atau Amien Rais atau Gus Dur.

Tapi bagaimana kalau fanatisme akan merusak toleransi? Bagaimana kalau fanatisme membuat kita terpecah-belah, tidak bisa menerima perbedaan yang ada?

Duhai sahabatku! Fanatisme yang dilakukan secara benar tak akan mungkin bertolak belakang dengan toleransi. Islam misalnya, adalah agama yang penuh toleransi. Islam memberikan ajaran yang sangat sempurna tentang bagaimana kita sebaiknya berhubungan baik dengan saudara-saudara kita yang bukan beragama Islam. Bahkan faktanya, di negara manapun yang mayoritas penduduknya Islam, warga nonmuslim dapat hidup dengan aman dan nyaman.

Fanatisme sama sekali tidak bertolak belakang dengan toleransi. Fanatisme tidak sama dengan “tidak bisa menerima perbedaan”. Dalam konteks perbedaan, fanatisme adalah sikap untuk “berpegang teguh pada keyakinan yang kita anut, namun selalu menghargai siapa saja yang memiliki keyakinan yang berbeda.” Inilah fanatisme yang sebenarnya. Dan fanatisme yang seperti inilah yang telah diterapkah oleh Rasulullah SAW beserta para sahabatnya.

Ketika saya mengatakan “agama saya benar dan agama lain tidak benar,” ini sama sekali tidak mengandung arti “agama dan umat agama lain harus dimusnahkan.” Sikap fanatisme yang baik bukanlah halangan untuk bersahabat dan berhubungan baik dengan orang-orang yang memiliki keyakinan yang berbeda. Sudah demikian banyak orang yang membuktikan hal ini.

* * *

Lantas tentang toleransi, saya yakin kita semua berpendapat bahwa ini adalah sesuatu yang sangat baik. Tapi sebenarnya, toleransi pun ada batasnya. Sebab toleransi yang kebablasan akan membuat kita terjerumus pada sikap “mengikuti perilaku golongan lain.” Dalam Islam, dibuat pembagian yang tegas antara “toleransi agama” dengan “toleransi umat beragama”.

Toleransi agama adalah sikap permisif terhadap ajaran agama lain. Contoh konkrit: Umat Islam ikut merayakan hari Natal, atau umat Kristen ikut puasa di bulan Ramadhan. Inilah jenis toleransi yang tidak diperbolehkan. Kenapa? Sebab sikap seperti ini sangat bertentangan dengan prinsip fanatisme. Sikap toleransi terhadap ajaran agama menunjukkan bahwa keyakinan kita terhadap agama yang kita anut tidak terlalu kuat. Artinya, kita tidak fanatik terhadap agama kita sendiri. Kalau terhadap agama saja kita tidak fanatik, lalu “objek” apalagi yang akan kita fanatiki? Masa kita lebih fanatik terhadap finalis Indonesian Idol daripada terhadap agama sendiri? Yang benar saja!

Yang perlu kita kembangkan dan lestarikan sebenarnya adalah toleransi umat beragama. Maksudnya, kita menjaga hubungan baik dengan penganut agama lain. Kita bersahabat dengan mereka, saling silaturahmi, menjalin kerjasama bisnis, dan sebagainya. Semua itu boleh-boleh saja. Selama hubungan yang terjalin masih sebatas hubungan sosial kemanusiaan, tak ada yang perlu dipermasalahkan.

Tapi ketika sudah menyangkut ritual keagamaan dan sejenisnya… eits…. stop! Jangan dilakukan. Ini sudah melanggar asas toleransi dan fanatisme. Ini adalah toleransi yang kebablasan. Ini adalah fanatisme yang lemah serta bobrok.

Toleransi yang kebablasan akan membuat kita kehilangan identitas (karena kita sibuk menyesuaikan diri dan mengekor pada orang lain).

Fanatisme yang lemah akan membuat kita sangat permisif terhadap keyakikan dari golongan lain. Ini sami mawon dengan toleransi yang kebablasan.

Jalan tengahnya adalah: melaksanakan toleransi yang pada tempatnya (toleransi umat beragama) dan fanatisme yang tetap menghargai perbedaan.


Tunjukan aku pada Jalan MU yang lurus

Diposting oleh fahmi petrucci | 22.54

Dari masa ke masa tlah terlewati
Dari pertama ku menginjak bumi 
Sampai aku bisa mencurahkan kata2 ini
Dimana Dia lah Allah segala yang memeliharanya
Segala yang mengatur & menghancurkan atas kehendak-Nya
Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam
Andai saja manusia bisa seperti langit,bumi dan segala isinya
Dimana setiap saat bisa memuji-Mu, bisa tuk mengingat-Mu
Maka manusia pun takkan pernah tenggelam dalam kenistaan
Sedang aku tak bisa tuk slalu mengingat-Mu
Dunia dan hawa nafsu ini 
Slalu saja membuatku lupa pada-Mu
Seakan ada selaput yang menghalangiku 
Tuk selalu mengingat-Mu
Dan bagaimana aku bisa mencintaiMu 
Padahal selalu saja aku melupakan-MU


Aku tlah banyak meninggalkan kewajibanku 
Sedang aku hanya meminta hakku
Maafkan lah aku yang tak adil ini ya Allah, 
Tuhan yang Maha Adil
Hanya Engkau lah yang tahu keadilan yang seadil-adilnya
Ampunilah segala apa yang tlah aku lakukan di dunia ini
Hanya Engkau lah Maha Pengampun
Dan tunjukanlah aku pada Jalan kebenaran-Mu
Kebenaran yang sesungguhnya
Karena aku takut terjebak dalam kebenaran 
dunia ini yang sebenarnya dusta
Dan dusta yang telah nyata 
Menjadi kebenaran dan pembenaran


Berilah aku petunjuk-Mu, 
Karena Engkau mengetahui apa yang ada dalam isi hati ini
Dan jadikanlah aku 
Diantara orang-orang yang selalu mengingat-Mu
Bila kehidupan ku ini sebuah cobaan dari-Mu, 
Berilah aku kesabaran dalam menjalaninya
Bila kehidupan ku ini sebuah teguran dari-Mu, 
Ingatkan aku agar aku selalu mengingat-Mu
Dan bila kehidupan ku ini sebuah azhab dari-Mu, 
Arahkanlah aku pada jalan yang lurus
Sampai ku berlinang air mata, 
Tak terbayang betapa besar KeAngungan-Mu


apakah itu kepentingan ?

Diposting oleh fahmi petrucci | 05.16

mengapa kita terlahir diatas kepentingan?
sedangkan kita hanya menjalankan apa yang seharusnya dijalankan
tapi berbagai cara kita mendewakan kepentingan itu sendiri
tanpa melihat-Nya sebagai tuhan yang Maha Mengetahuiu segala sesuatu
berawal dari kearogansian, lalu munculah sebuah pembenaran
yang mengatasnamakan hak diatas kewajiban,tanpa menjalankan kewajiban itu sendiri
dan diantara keangkuhan yang menyiksa diri
itulah penyakit dari segala penyakit yang sebenarnya

apa itu kepentingan? untuk siapa kepentingan itu?
dan apa tujuannya?
hingga sekumpulan orang merasa hebat diantara yang lain
bagai magnet yang ingin menarik setiap yang dilalui nya untuk menjunjung kepentingan itu
tanpa mengetahui tujuan utama dari kepentingan itu sendiri
hingga mereka pun bingung dengan apa yang sudah berjalan
dan mereka pun tak tahu kemana arah tujuan
dan akhirnya mereka mendahulukan kepentingannya diatas kepentingan yang lain
berbagai cara dan teknik dilakukan sedemikian halus
bagai angin surga yang menghembuskan kesejukan lalu berubah menjadi api yang panas

itulah kepentingan dunia yang tak berujung
saling tumpang tindih satu sama lain
walau kadang mengorbankan harga diri demi kepentingan
walau menjual iman demi sesuap nasi...
itulah kepentingan di dunia ini..
sebuah kebohongan dengan bungkusan warna keindahan
sebuah pencitraan yang seharusnya gelap menjadi terang..
dan terang pun seakan terlihat redup
tak ada kah yang lebih baik dari kepentingan?


aku bukan apa - apa

Diposting oleh fahmi petrucci | 00.41

semua berlalu,,aku pun beranjak pergi..
tiada pernah sedikit pun ku berucap
hanya jejak langkah yang membekas
diantara lelah kaki ku berjalan
menyusuri setiap jalan yang ku lalui
dengan harapan ku temukan jalan yang terbaik
bila mereka berlari,,aku hanya berjalan...
dan bila mereka berjalan sedang aku hanya terdiam
hening dan riak tak bisa ku bedakan
semua sama saja
tak ada perubahan yang bisa ku rasakan
walau waktu terus mengejarku

ingin sebenarnya ku kepakan sayap
tapi tak mampu ku tuk terbang
ingin sepantasnya ku berharap
tapi tak mampu ku menjalani syarat
dan banyak yang ku ingin
tapi terlalu kecil mampuku tuk menampung semua itu
dan akulah seorang yang hanya memikul karung
yang tak cukup untuk persediaan perjalanan hidup ini
mungkin menunggu pertolonganNYA yang mengasihi setiap manusia
dan itu pun aku sudah bersyukur
tak terbayangkan bila hanya mengandalkan logika
hati nurani pun harus ku akui
seperti antara jiwa dan raga ini
tak pernah terpisah sampai tiba saatnya
dan bila tuhan pun telah berkehendak
aku hanyalah sebutir pasir yang ada disepanjang pantai
dan aku hanyalah setetes air hujan ditengah lautan
begitu kerdil diriku dengan sebesar kesombonganku...
lalu ku bertanya dalam hati : apa yang ku sombongkan?apa yang ku tunjukan?
sedangkan aku hanya mempunyai tubuh ini, itu pun atas seijinNYA
lalu apa yang kalian sombongkan?


Senyum adalah Semangat

Diposting oleh fahmi petrucci | 04.20

siapa yg tak ingin semua yang diharapkan terjadi
siapa yang tak ingin hidup dengan mudah
dan apa yg mungkin terjadi tidak selalu sama dengan yg kita harapkan
tapi dari sisi itulah kita belajar memahami apa yang telah terjadi

dimana kita hidup, disitulah kita berjuang
dimana kita berjalan, disitu kita memulai
dan diantara semua, ada hal yg harus kita ingat
hidup itu indah tergantung dari diri kita sendiri
seperti kita membuat sebuah lukisan yg masih kosong
asalkan kita mau mewarnainya dengan kemampuan kita sendiri
hidup itu mempunyai arti asalkan kita tahu maknanya
hidup itu teka teki  yg mungkin harus kita cari jalan keluarnya


maka tersenyumlah seolah jalan terbentang luas di depan
dan tersenyumlah walau hati ini menyimpan kebimbangan
tertawa lah  seolah kita tak mempunyai beban,,
menangislah jika memang itu jalan terbaik agar kita memahami
merenunglah jika memang kita harus menyisihkan waktu utk berpikir
dan semua itu bisa kita lewati dengan hati yang tegar,,
yang terjadi biar terjadi,,anggap itu suatu jalan yg harus kita lewati,,
bukan hanya kita terdiam diantara nya,,
bukan hanya kita terjebak didalamnya
dan bukan pula kita harus menunggu hilangnya
tapi kita coba dan terus mencoba agar kita bisa melewatinya,,,


tak ada data, yang ada hanya kata

Diposting oleh fahmi petrucci | 04.10

Inilah yg aku rasakan,,hampa tapi indah tampilannya
Begitu yg terjadi,,datar tak bergelombang
Syair2 ku buat,ku tuliskan dan ku simpan
Untuk seorang yg akan datang mengisi file2 ku yg kosong,,
Sampai ku dapat menginstal hatiku pada system hati yg kompatibel
Sehingga aku dapat berselancar diantara ruang-ruang hampa
Dan ku akan menjaga nya hati itu dari virus2 kebencian,keangkuhan dan kesombongan
Agar diantara hati itu bisa tersambung dan tak kan terputus

Setiap memori ku ingat, setiap waktu ku dokumentasikan
Hanya untuk mencari sesuatu yg belum aku temukan
Sampai2 ku salah memilih,dan malah menyerang hati ini
Akhirnya pun ku harus kuat menahan serangan2 itu
Dan kadang kala ku tak kuasa menahan nya,,
Hingga ku harus memperbaharui memori ini
Agar  kembali seperti semula
Dan hubungan ini pun terputus dan tak terhubung
Aku pun harus mengatur ulang kembali semua yg telah aku lalui
Harus kah ku standby? Atau ku restart jiwa ini ?
Agar ku bisa menikmati tampilan yg begitu indah
Haruskah ku hapus memori yg ada ?
Agar bisa lebih cepat tuk berpikir,dan menjalani proses hidup ini
Atau ku diam kan saja tanpa ada respon sedikit pun?
Dan menunggu walau hanya beberapa menit saja


adakah yang lebih baik ?

Diposting oleh fahmi petrucci | 03.50

Apa dengan anda memberi anda menjadi arogan?
Atau dengan meminta anda menjadi lebih rendah dari pada sebelumnya?
Dan apa diantara keduanya anda menjadi lebih baik?

Logika bukan berarti merusak fitrah hati
Kenyataan tapi bukan pada pola yang sebenarnya
Diantara itu semua hanya ada satu yang nyata ialah egoisme
Dimana diantara pemikiran2 dalam dunia ini selalu diselimuti oleh keegoisan diri
Mementingkan hal yg lebih dekat diantara nya daripada memilih sesuatu yg jauh lebih baik
Memandang sesuatu dari sudut pandang yang akan menguntungkan daripada kebenaran
Memilih sesuatu yang membuat diri sendiri lebih baik tanpa memikirkan hal yg bisa memperbaiki yang lain

Adakah konsep yang bisa bermanfaat dan untuk kepentingan semua?
Atau ini hanya perubahan pola pemikiran,yang berbeda dgn tujuan utama nya
Hingga harus berputar melingkar lalu lepas dari rotasi nya..
Yakin kah tali yg mengikat akan terus mengikat?
Atau percaya kah angin tak mempunyai muatan?
dimana manusia slalu diperangi oleh keegoisannya
sesuatu hal yg benar pun disalahkan
dan sesuatu hal yang salah pun dibenarkan
dunia ini diputarbalik hingga tak karuan akhirnya
" dan inilah akibat dari egoisme dalam diri manusia "


Lainnya